English By Radio Elvictor FM

English By Radio Elvictor FM

Sabtu, 25 Oktober 2008

Memotivasi Berbicara Bahasa Inggris
Oleh : Sulardi, SPd,MM

PENDIDIKAN di Indonesia dikeluhkan masyarakat karena kalah dengan Malaysia atau Singapura, terutama dalam bidang bahasa Inggris. Meski siswa belajar bahasa Inggris sejak kelas satu sampai kelas 12, hanya sekitar 30 persen yang dapat dan mau berbicara bahasa Inggris. Alasannya what for? Toh, tanpa berbahasa Inggris pun bisa masuk ke supermarket besar ataupun ke tempat hiburan elite.

Malah, ada yang bilang terlalu sok. Bayarannya tidak bisa untuk membeli keju dan daging selama setengah bulan saja pakai speak English segala. Ini sih gurauan guru. Tapi, kalau siswa disuruh berbicara bahasa Inggris, lain lagi keluhannya. Alah Mam kalau outside the English class katanya show off alias pamer begitu.

Hal-hal inilah yang membuat seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar dan berbicara bahasa Inggris. Saya sebagai pengajar bahasa Inggris di SMP YPPI-1 yang telah mengajar hampir 18 tahun ingin berbagi tip yang mungkin bisa menumbuhkan motivasi siswa untuk berbicara bahasa Inggris.

Yang pertama, ajarilah anak kalimat-kalimat bertanya, memerintah, meminta sesuatu, berterima kasih, dan segala kalimat yang berhubungan dengan daily needs mereka dalam bahasa Inggris. Tapi, tentu mereka harus mempraktikkannnya bersama teman ataupun guru.

Alangkah indahnya bila di sekolah ada satu hari "English Day" saat guru dan siswa harus berbahasa Inggris. Bila ketahuan berbicara bahasa lain, mereka didenda. Ya, memang kalau tidak ada sedikit paksaan, mereka tidak akan menggunakannya. Dengan demikian, mereka akan cepat lupa bila tidak dibuat seperti habit. Sebab, English is not our second language. Padahal, language is a habit yang harus digunakan setiap hari sehingga bisa diingat. Seperti anak balita, walaupun dia tidak bisa menulis, bila dia mendengar dan mengucapkannya setiap hari, dia akan dapat berbicara.

Saya salut dengan seorang teman pria saya yang begitu telaten mengajarkan bahasa Inggris di SD kelas satu. Dia begitu sabar memerintah dalam bahasa Inggris dengan gestures (gerakan-gerakan tubuh) berulang-ulang bila anak tidak mengerti. Dia tidak mau menggunakan bahasa Indonesia. Pada waktu itu saya lewat dan memujanya, "I like the way you teach the small kids. It is good You say: "Take it" and when no one understands, you repeat it by showing how to do it."

Jangan menertawakan murid kita bila mereka salah, tetapi benarkan dengan mengulanginya. Misalnya: Bila dia berkata, "Mam I see you yesterday. Kita tahu seharusnya memakai "saw", maka kita ulang, "You mean you saw me yesterday."

Let them learn through mistakes. Practice makes perfect. Don’t mock them. Sekali anak merasa diremehkan dan malu, dia tidak punya self confidence untuk berbicara.

Kita tidak usah munafik. Kadang-kadang English teacher sering membuat kesalahan mengatakan he padahal yang dimaksud she. Kasus lain mengatakan his, padahal yang dimaksud adalah her. Why? Karena dalam bahasa Indonesia kita tidak mengenal perbedaan dia untuk laki-laki ataupun dia perempuan.

Pernah saya berbicara dengan seorang gadis yang mengaku menghabiskan sekitar Rp 100 juta untuk belajar bahasa Inggris di Australia dalam setengah tahun setelah lulus SMA. Saya pikir wah ini pasti sudah hebat. Ternyata, waktu dia bilang I don’t like it too, saya baru sadar so it is useless although one has spent a lot of money to study overseas masih juga membuat kesalahan. Mungkin, karena dia lama tidak menggunakan bahasa itu. Lalu, saya tanya apakah tidak harus mengubah too menjadi either?

Dia bilang asal orang tahu maksudnya. Tidak usah too perfect. Saya sih pura-pura percaya saja karena belum pernah ke negara Kanguru. Maka, kesimpulannya, orang yang sudah belajar overseas pun bisa membuat kesalahan, apalagi murid SMP. Kita bisa menceritakan hal seperti ini untuk menumbuhkan courage mereka dulu, baru pelan-pelan membenahi kesalahan.

Yang kedua, ajarkan kepada para siswa Four Parts Of Speech pada saat mereka duduk di kelas 5 SD, karena pada saat itu mereka sudah tahu penggunaan kata sifat dan kata kerja Simple Present Tense. Tentu saja vocab yang diberikan sesuai kebutuhan siswa. Misalnya, kata happy kan sering digunakan. Terangkan itu berfungsi sebagai adjective. Jadi penggunaannya harus ada to be di depannya dengan contoh dan penggunaan pictures.

Lalu berikan kata happiness yang mempunyai fungsi sebagai kata benda. Pada saat itu pasti siswa bertanya kenapa kata benda tidak kelihatan, maka harus dijelaskan ada dua macam kata benda, yaitu abstrak dan konkret, dst.

Pengajaran tentang Four Parts Of Speech harus berkelanjutan. Jadi, bila anak mengenal suatu kata baru, mereka harus tahu apa itu function as noun, adjective, verb or adverb. Banyak sekali kesalahan yang dibuat karena siswa tidak tahu function of word.

Murid sering mengatakan I study with hard, karena dia terpengaruh dengan terjemahan saya belajar dengan keras. Padahal, kata hard yang adalah adverb sudah berarti dengan keras. Begitu juga I very like it yang seharusnya I like it very much.

Yang ketiga, tekankan pengajaran pada tenses yang sering dipakai seperti Simple Present Tense, Present Continuous Tense, Past Tense, Future Tense, Present Perfect Tense. Memang semua tense nanti diajarkan sesuai jenjang, tetapi untuk speaking, tekankan penggunaan tenses di atas karena itu paling sering digunakan untuk komunikasi.

Tentu banyak teknik yang bisa dipakai. Seperti anak disuruh berdialog dengan temannya atau bercerita tentang liburannya, rencana untuk liburan sesuai topik-topik menarik yang dipilih. Dengan demikian, tanpa sadar mereka yang terus berbicara sedangkan kita yang banyak bertanya. Selain itu, kita dapat mengajarkan tenses melalui lagu. Misalnya, setelah mengajarkan Simple Present Tense dan memberi latihan kepada para siswa, lalu kita berikan lagu: My Bonnie yang syairnya mengandung kalimat-kalimat Simple Present Tense.

My Bonnie lies over the ocean
My Bonnie lies over the sea
My Bonnie lies over the ocean
Oh bring back my Bonnie to me
Bring back bring back
Oh bring back my Bonnie to me

Tekankan pada siswa ini my Bonnie kan tunggal. Jadi kata kerjanya + S/ES. Contoh lagu lain yang bisa dipakai adalah Quo Sera Sera setelah mengajarkan Simple Past Tense, karena di dalamnya terkandung kalimat Past.

Singing membuat suasana tidak jenuh dan easy songs anak-anak gampang menyanyikannya. Jadi, bila mereka salah, ingatkan dengan lagu.

Yang terakhir, mungkin ini lepas dari tip, tetapi masih berhubungan dengan pemotivasian siswa. Saya dari dulu punya mimpi mempunyai supermarket yang menjual barang kebutuhan hidup lebih murah harganya dibanding supermarket lain. Hanya, para pembeli harus berbahasa Inggris bila berada di dalamnya.

Ya, siapa tahu ada negara yang mau menyuplai barangnya, karena mengajarkan bahasanya atau pemerintah ikut membantu karena ini start yang baik menuju English As A Second Language. (*)

0 komentar: