English By Radio Elvictor FM

English By Radio Elvictor FM

Selasa, 03 Juni 2008

Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif

  1. Konsep

  1. Pengertian

Apakah Model Pembelajaran Kooperatif? Model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.

Pada model pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok satu sama lain saling tergantung yaitu setiap siswa bergantung pada siswa lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dan semuanya mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan anggota dan dirinya sendiri. Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari materi dan dengan adanya keterampilan sosial.

Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. Salah satu implikasi dari teori ini adalah pembelajaran kooperatif.

Prinsip Dasar Dalam Model Pembelajaran Kooperatif:

  1. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup dan sepenanggungan

  2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

  3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama

  4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya

  5. Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

  6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya

  7. Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang dipelajari dalam kelompoknya.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif:

  1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran

  2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

  3. Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin dan ras yang berbeda.

  4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

  1. Tujuan

Model Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk:

  1. belajar akademik

  2. penerimaan terhadap keragaman

  3. pengembangan keterampilan sosial

Keuntungan Model Pembelajaran Kooperatif

  1. Pembelajaran Aktif. Model pembelajaran kooperatif mengharuskan setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.

  2. Keterampilan Sosial. Siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain, mengembangkan keterampilan interpersonal, komunikasi, kepemimpinan, berkompromi dan berkolaborasi.

  3. Saling Ketergantungan. Ketergantungan positif dan kepercayaan kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk mencapai tujuan yang sama.

  4. Akuntabilitas Individu. Apabila kelompok mencapai keberhasilan dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada dalam kelompok. Setiap siswa belajar untuk mendapatkan pengakuan dari apa yang mereka lakukan. Pada model pembelajaran kooperatif ini selalu digunakan suatu mekanisme untuk menguji siswa secara individu maupun secara kelompok.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

  1. Kecocokan Antara Siswa. Untuk membentuk kelompok kadang-kadang sangat sulit untuk menggabungkan siswa yang mau bekerja sama dengan baik. Guru harus mengetahui siswanya dengan baik untuk membentuk kelompok yang dapat berfungsi dengan baik.

  2. Ketergantungan Siswa. Guru yang hanya mempercayai siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada kelompoknya akan menggagalkan tujuan pembelajaran kooperatif. Guru harus membagi pengelolaan kelompok sehingga benar-benar terjadi kolaborasi.

  3. Memerlukan Waktu Yang Banyak. Model pembelajaran kooperatif ini memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi pelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya.

  4. Individualist. Siswa yang suka bekerja secara independen tidak menyukai model pembelajaran kooperatif ini.

  5. Keterbatasan Logistik/Bahan. Guru harus menyiapkan banyak informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajarinya, kemudian menyiapkan bahan-bahan untuk pengujian.


  1. Manfaat

Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif? Mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran, meningkatkan self-confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan antara teman sekelas dan teman satu sekolah. Pembelajaran kooperatif juga mudah untuk di implementasikan dan tidak terlalu sulit.

Pandangan para pakar dalam pembelajaran kooperatif.

Dewey (1916) & Arends (1977) memiliki pandangan bahwa

  • guru harus menciptakan suatu sistem sosial dalam lingkungan belajarnya yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan proses ilmiah.

  • Guru bertanggung jawab untuk memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan untuk memikirkan masalah sosial penting yang muncul pada hari itu.

  • Siswa, selain memecahkan masalah di dalam kelompoknya mereka juga belajar prinsip demokrasi melakui interaksi satu sama lain.

Herbert Thelan (1954, 1969) berpandangan bahwa

  • Guru mengembangkan prosedur yang lebih tepat untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok

  • Kelas merupakan laboratorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-maslah sosial dan antar pribadi.


  1. Langkah-langkah Pembelajaran

Bagaimana Cara Kerjanya? Ada beberapa pendekatan dan strategi yang dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran, hampir untuk semua jenis sekolah dan tingkat dalam penerapan model pembelajaran kooperatif:

  1. STAD (Student Teams-Achievement Divisions), dapat digunakan mulai dari siswa SD sampai dengan SMA. Siswa yang mempunyai kemampuan berbeda dikelompokkan yang terdiri dari 4 – 5 orang dalam satu kelompok untuk mempelajari apa yang sudah diajarkan oleh guru dan membantu masing-masing siswa dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. Masing-masing siswa kemudian di tes secara individu. , kelompok kemudian mendapatkan sertifikat pencapaiannya atau penghargaan lain sebagai “recognition” terhadap peningkatan pencapaiannya dari pencapaian sebelumnya. Pengelompokan siswa dapat dilakukan dengan cara meranking nilai yang telah dimiliki siswa. Langkah-langkah pendekatan STAD adalah sebagai berikut:

Fase

Kegiatan Guru

  1. Menyampaikan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, dan memotivasi siswa


Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan serta memotivasi siswa untuk belajar

  1. Menyajikan Informasi


Menyajikan informasi kepada siswa dengan melalui kegiatan demonstrasi atau memberikan bahan bacaan

  1. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar


Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien.

  1. Membimbing kelompok belajar

Membimbing setiap kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

  1. Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

  1. Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok

Pendekatan STAD dapat digunakan untuk mempelajari pengertian atau definisi dari materi yang sedang dipelajari, dan diharapkan siswa dapat mengerjakan sendiri tanpa banyak bantuan dari guru.

  1. JIGSAW, (Model Tim Ahli)

Model ini dikemukakan oleh ARONSON BLANEY, STEPHEN, SIKES dan SNAPP pada tahun 1998.

Pada pendekatan JIGSAW siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang anggota kelompok yang mempunyai kemampuan heterogen. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang spesifik.

Materi pembelajaran diberikan dalam bentuk teks. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran yang diberikan guru. Anggota kelompok yang mendapat tugas yang sama berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diberikan guru. Anggota kelompok itu disebut kelompok ahli.

Selanjutnya masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompok asal dan menjelaskan apa yang telah dipelajari dari kelompok ahli.

Untuk mengevaluasi hasil diskusi kelompok tersebut, guru memberikan kuis individu sesuai materi yang diajarkan.

Dalam pendekatan JIGSAW setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari materi dan bertugas menjelaskan kepada teman kelompoknya yang sama.

Secara rinci langkah pelaksanaan JIGSAW adalah sebagai berikut:

  • Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.

  • Guru menyampaikan kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa baik yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaiannya serta meningkatkan motivasi belajar siswa.

  • Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa

  • Materi pelajaran yang diberikan kepada setiap siswa atau kelompoknya tapi ada yang sama di kelompok lain.

  • Siswa dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari materi yang sama dikumpulkan dalam kelompok baru yang disebut kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang ditugaskan kepada mereka.

  • Setelah selesai berdiskusi siswa yang tergabung dalam tim ahli kembali ke kelompok asalnya masing-masing dan secara bergantian mengajari siswa lain yang ada dalam satu kelompok tentang materi yang sudah dikuasainya dan siswa lain dalam kelompoknya memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

  • Setiap siswa yang ada dalam tim ahli mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya.

  • Untuk mengevaluasi hasil diskusi kelompok tersebut, guru memberi kuis kepada seluruh siswa sesuai materi yang di ajarkan. Pada saat menjawab kuis siswa tidak saling membantu.

  • Pada akhir kegiatan guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajarannya.

  1. Group Investigations (Investigasi Kelompok); model ini dikemukakan oleh Sharan padan tahun 1992, dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menghasilkan suatu proyek/tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model investigasi kelompok :

  • Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

  • Guru menyampaikan kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator maksud pembelajaran dan tugas kelompok

  • Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

  • Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

  • Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok

  • Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

  • Evaluasi

  • Penutup

  1. TGT (Team Games Tournament), guru menyiapkan permainan yang disiapkan dalam bentuk kartu soal, lembar kerja siswa. Pada akhir pembelajaran ditentukan tim pemenang

  2. TPS (Think Pair Share), berpikir berpasangan dan berbagi dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, dengan tahapan: Thinking (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi).

Langkah-langkah :

    • Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

    • Setiap siswa mendapat satu buah kartu

    • Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

    • Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

    • Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

    • Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

    • Demikian seterusnya

    • Kesimpulan/penutup

  1. NHT (Number Head Together), penomoran berpikir bersama dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas. Adapun fase pembelajarannya:

    • Penomoran

    • Mengajukan pertanyaan

    • Berpikir bersama

    • Menjawab

  1. Faktor Pendukung Pembelajaran

Beberapa hal berikut ini merupakan faktor pendukung pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif:

      1. Pengelompokan harus heterogen, diharapkan pada setiap kelompok ada siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang tinggi.

      2. Semangat gotong royong, harus dibina untuk dapat bekerja sama dengan siswa lainnya. (diharapkan setiap kelompok mempunyai identitas kelompok dan yel kelompok untuk bersemangat)

      3. Penataan ruang kelas, ada beberapa penataan ruang kelas yang dapat digunakan tergantung jenis dan karakteristik materi yang disajikan. Ada beberapa bentuk antara lain; bentuk tapal kuda, meja panjang, meja individu, meja kelompok, meja klasikal, dll.

      4. Menggunakan berbagai macam teknik dan pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif agar siswa tidak bosan dengan kegiatan yang sama pada setiap pertemuan.

Lampiran:

  1. Rencana Pembelajaran


Contoh Rencana Pembelajaran – Model Kooperatif

(Menggunakan pendekatan STAD)


RENCANA PEMBELAJARAN


KOMPETENSI : Mengelola Kartu Persediaan Bahan Baku

SUB KOMPETENSI : Membukukan data persediaan bahan baku ke

kartu persediaan bahan baku

TINGKAT : III (tiga)

SEMESTER : V (lima)

WAKTU : 30 menit


Tujuan Instruksional Umum (TIU):

Setelah mempelajari modul persediaan bahan baku, siswa SMK kelas 3 dapat membukukan data persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku dengan tepat, rapi dan benar.


Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

      1. Setelah mempelajari modul persediaan bahan baku, siswa SMK kelas 3 dapat mengidentifikasi data persediaan bahan baku dengan tepat dan benar.

      2. Setelah mempelajari modul persediaan bahan baku, siswa SMK kelas 3 dapt menghitung jumlah persediaan bahan baku yang akan dimutasi (unit dan nominal) dengan benar.

      3. Setelah mempelajari modul persediaan bahan baku, siswa SMK kelas 3 dapat menginput jumlah persediaan bahan baku ke dalam kartu persediaan bahan baku dengan tepat, rapi dan benar.


Materi:

  1. Dokumen penerimaan bahan baku

  2. Dokumen pemakaian bahan baku

  3. Format kartu persediaan bahan baku

  4. Prosedur pencatatan mutasi bahan baku


Kegiatan Pembelajaran:

  1. Kegiatan Pembuka

    • Mereview materi yang dipelajari sebelumnya

    • Menyampaikan tujuan pembelajaran serta materi yang akan dibahas pada hari ini yaitu membukukan data persediaan bahan baku ke kartu persediaan bahan baku.

    • Memberikan motivasi kepada siswa dengan mengucapkan motto belajar kelas yaitu 3 F (Fun, Fresh, Focus)


  1. Kegiatan Inti

Fase 1.

Menjelaskan data penerimaan bahan baku, data pemakaian bahan baku, memberi contoh format kartu persediaan bahan baku, menjelaskan cara perhitungan persediaan bahan baku.

Fase 2.

Menjelaskan serta mendemonstrasikan prosedur pencatatan mutasi bahan baku ke dalam kartu persediaan bahan baku.


Fase 3.

Membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang siswa untuk mengerjakan soal

    1. Jelaskan mengenai data penerimaan dan pemakaian bahan baku!

    2. Gambarkan format kartu persediaan bahan baku!

    3. Apa yang and ketahui mengengai metode FIFO?

Membimbing setiap kelompok untuk mengerjakan tugas sesuai waktu yang tersedia.

Fase 4.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk mempresentasikan.

Fase 5.

Secara individu siswa diberi soal yang sama untuk dikerjakan secara mandiri dan di nilai

  1. Apa yang dimaksud dengan data pembelian bahan baku?

  2. Data persediaan bahan baku dari PT. Areta pada bulan Februari 2006 adalah sebagai berikut:

1 Februari 2006: Persediaan bahan baku awal 1000 kg @ Rp. 1000

12 Februari 2006: Pembelian bahan baku 1500 kg @ Rp. 1100

Hitunglah harga pokok bahan baku yang dibeli dengan metode perpetual!

  1. Jelaskan metode persediaan akhir MPKP/FIFO


  1. Kegiatan Penutup

    • Menyimpulkan dan merangkum materi yang dibahan pada harin ini

    • Memberikan tugas individu dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya


Media Pembelajaran:

  • Whiteboard & whiteboard pen

  • OHP

  • Transparansi: Data bahan baku PT. Areta bulan Agustus 2006

Kartu persediaan bahan baku

  • Chart:


Sumber Belajar:

Buku Akuntansi Biaya Tingkat 3 SMK Bisnis dan Manajemen, Penulis Drs. Toto Sucipto, Penerbit Yudhistira Bogor Tahun 2002.


Format penilaian:

Kelompok

Siswa

Skor

Peningkatan Nilai

Dasar

Tes

A





























Model pembelajaran matematika yang menggunakan pembelajaran kooperatif (STAD)


  1. Standar Kompetensi:

    1. Menggunakan operasi dan sifat serta manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk logaritma.

  2. Kompetensi Dasar

    1. Menggunakan sifat dan aturan tentang logaritma dalam pemecahan masalah

    2. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan logaritma

  3. Materi

    1. Logaritma untuk kelas 1 semester 1 SMA

  4. Indikator:

    1. Mengubah bentuk pangkat ke bentuk logaritma

    2. Melakukan operasi aljabar dalam bentuk logaritma

    3. Menyederhanakan bantuk aljabar yang memuat logaritma

    4. Menunjukkan kegiatan individu/kelompok dan bekerja sama

  5. Kegiatan Pembelajaran

    1. Pendahuluan

    2. Kegiatan Inti Pembelajaran

    3. Fase 1: Setiap siswa diberi satu kalkulator ilmiah

    4. Fase 2: Guru mendemonstrasikan, jika tidak ada siswa yang dapat mengoperasikan tombol bilangan perpangkat, penggunaan tombol bilangan berpangkat. Secara tidak langsung siswa diingatkan tentang bilangan berpangkat yang telah dipelajari sebelumnya. Guru mengarahkan siswa untuk mengoperasikan tobol logaritma sampai mereka menemukan keterkaitan logaritma dan bilangan berpangkat, menemukan hubungan log. A + log. B = log a.b, dan hubuntgan log ab = b log a.


    1. Fase 3: Siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 5 siswa (ada laki-laki, perempuan, yang pandai, rata-rata dan kurang dengan aturan pengelompokan kooperatif


    1. Fase 4: Setiap anggota kelompok mengoperasikan tombol logaritma, mencatat hasil yang ditemukan, didiskusikan untuk menghasilkan temuan kelompok

      1. Siswa secara individual mengerjakan soal-soal berikut:

        1. Nyatakan dalam bentuk logaritma:

          1. 34 = 81

          2. 0,0001 = 10-4

        2. Hitung dengan menggunakan logaritma:


        1. Sederhanakan:

          1. 6log 9 + 6log 8 – 6log 2 = ....

          2. ½log x -2 log y + 5log z = ....

Nilai yang diperoleh masing-masing anggota tim digunakan sebagai skor dasar siswa untuk menentukan skor tim.


    1. Fase 5: Masing-masing kelompok mempresentasikan temuan mereka

      1. Mengerjakan soal secara individual

        1. Nyatakan dalam bentuk logaritma!

          1. 25 = 32

          2. 0,001 = 10-3

        2. Hitung dengan menggunakan logaritma!


        1. Sederhanakan!

          1. Log 50 + log 2 – log 5 = ….

          2. 2 log a – 3 log b + ½ log c = ....


    1. Fase 6: Menentukan penilaian tim sebagai berikut:


Kelompok

Siswa

Skor

Dasar

Tes

Peningkatan

A

Abdullah

80

60

-20

Rachmawati

90

90

0

Basri

70

90

20

Yeni

60

70

10

Budi

90

80

-10





0

(tidak ada peningkatan nilai kelompok)


Catatan:

Model pembelajaran STAD memerlukan perencanaan yang sistematis dengan mengikuti setiap langkah menurut urutannya artinya tidak dibenarkan merubah urutan langkah-langkah (fase-fase) yang telah ditentukan terutama pada tahap-tahap awal guru mempraktekkannya.

Pembelajaran STAD cocok dalam mempelajaran pengertian-pengertian atau definisi dari materi yang sedang dipelajari dan diharapkan siswa yang menentukan sendiri sesedikit mungkin bantuan dari gurul




  1. Format Penilaian

Metode penilaian dalam model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

  1. Menetapkan skor dasar, setiap siswa diberi skor berdasarkan skor kuis yang lalu

  2. Menghitung skor kuis terkini, siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajsaran terkini.

  3. Menghitung skor perkembangan, siswa mendapat poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini sama atau lebih tinggi dari skor dasar mereka dengan menggunakan skala yang ditetapkan.

  4. Contoh format penilaian

Kelompok

Siswa

Skor

Peningkatan Nilai

Dasar

Tes

A






























0 komentar: